Selasa, 08 November 2016
Keutamaan Shalat Shubuh Berjama'ah
Jika kita ingin melihat kualitas keislaman sesorang, lihatlah dia saat adzan shubuh berkumandan. Apakah ia bergegas menembus gelapnya shubuh, atau ia masih asyik meringkuk dan menikmati amisnya kencing syaitan.
Kamis, 03 November 2016
Mahasiswa untuk bangsa
Pada zaman dahulu sebelum kemerdekaan ditegakkan di negara kita,
peranan para mahasiswa dan para pemuda Indonesia sangat penting untuk kemajuan
bangsa. Khusunya untuk terselenggaranya kemerdekaan bangsa ini. Bahkan sampai
setelah kemerdekaan negara kita dikumandangkan, para pemuda dan para mahasiswa
tetap ikut serta dalam memajukan negara. Kepedulian mereka terhadap kondisi
negara yang saat itu dalam masa penjajahan sangatlah tinggi demi kemajuan
negara.
Seperti yang kita lihat pada zaman penjajahan. Pada zaman
penjajahan para pemuda rela mengorbankan seluruh jiwa dan raga demi
mempertahankan bangsa indonesia dari tangan penjajah. Dengan berdirinya
organisasi-organisasi pemuda seperti Boedi utomo, Trikora dharma, Jong java
dsb, merupakan salah satu bukti kepedulian para pemuda demi kemajuan bangsa.
Pada dasarnya organisasi pemuda bersifat lokal kemudian berdiri PPPI yang
merupakal awal lahirnya sumpah pemuda dengan adanya sumpah pemuda maka seluruh
pemuda yang ada di indonesia menjadi bersatu dan sulit untuk di serang oleh
musuh. Dan dengan kegigihan para pemuda maka pada tanggal 17 agustus 1945, di
kumandangkannya proklamasi kemerdekaan indonesia yang di bacakan oleh soekarno
dan M. Hatta di jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 yaitu di rumah soekarno.
Walupun banyak tantangan yang harus ditempuh oleh para pemuda
tetapi mereka tetap berusaha keras supaya bangsa indonesia bebas dari
penjajahan dan rakyat indonesia tidak lagi menderita seperti waktu adanya
penjajahan oleh bangsa lain. Setelah di proklamasikan kemerdekaan indonesia, para
pemuda mulai melakukan pemberontakan di berbagai wilayah dan mengusir para
penjajah dan merebut wilayah-wilayah dari tangan para penjajah, akhirnya bangsa
indonesia bersih dari jajahan bangsa lain. Namun karena zaman sudah berbeda
peranan seorang pemuda dan mahasiswa saat ini yaitu adalah dengan memperteguh
penanaman nilai-nilai pancasila di dalam kehidupan sehari-hari.
Saat ini masyarakat
Indonesia sudah mulai meninggalkan dan bahkan melupakan nilai-nilai pancasila
yang notabene menjadi ideologi dan jati diri bangsa Indonesia, seolah-olah
sudah tidak lagi mewarisi semangat nasionalisme yang dimiliki pemuda pada zaman
dulu. Hal ini disebabkan arus teknologi yang semakin canggih, sehingga membuat
para pemuda saat ini terlena lupa akan tugas sebagai pemegang estafet
pembangunan masa depan. Dan ada banyak yang menjadi pemicu lunturnya semangat
kebangsaan yang merupakan warisan para pendahulu salah satunya adalah kejenuhan
para pemuda dalam memandang wacana kebangsaan yang di kumandangkan elite
politik di indonesia. Sebab lainnya adalah tidak adanya kepercayaan dari
golongan tua kepada golongan muda untuk mengadakan transfer ilmu, pengalaman
dan kewenangan. Selain itu peniruan gaya hidup kebarat-baratan merupaka salah
satu dampak yang kini menyerang banyak dari saudara-saudara kita yang mabuk-mabukan,
terlibat di dunia malam, bahkan kasus narkoba. Gaya hidup seperti inilah yang
dapat merusak generasi muda. Selain itu kebanyakan dari mahasiswa lebih banyak
menghabiskan waku dengan kegiatan yang kurang jelas manfaatnya, forum-forum
diskusi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kenegaraan tidak pernah
dijejali oleh mahasiswa sebaliknya tempat-tempat hiburan malah disukai oleh mahasiswa.
Bila generasi muda menjadi rusak, bisa-bisa negara kita di jajah
lagi oleh bangsa lain. Sekarang saja sudah terlihat dengan banyaknya kekayaan
bangsa indonesia yang digerogotin oleh bangsa lain di tambah hutang indonesia
kepada bangsa lain semakin banyak saja. Oleh karena itu, para generasi muda
sekarang harus dapat menyikapi perkembangan yang terjadi di dunia, selalu
mengambil sisi positif, dan meninggalkan sisi negatifnya. Memiliki semangat
jiwa muda yang dapat membangun Negara Indonesia yang mandiri, bersatu dan damai
walaupun berbeda agama, suku, dan budaya, dapat berpikir Rasional, Demokratis,
dan Kritis dalam menuntaskan segala masalah yang ada di Negara kita. Dengan
cara cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa Indonesia, serta menjunjung
tinggi nilai nasionalisme dan persaudaraan antar agama, ras atau suku bagi
semua bangsa Indonesia agar tidak terjadi perpecahan ataupun perselisihan antar
bangsa Indonesia. Kecintaan bangsa kepada Negara harus semakin erat dan semakin
tinggi rasa bangga yang tertanam pada jiwa-jiwa bangsa Indonesia terhadap
negara sendiri.
Walaupun masih ada beberapa pemuda yang tidak memiliki rasa
tersebut dan cenderung tidak lebih mencintai Negaranya sendiri tapi sekarang
saatnya pemuda dan mahasiswa harus memiliki jiwa bangga dan cinta menjadi warga
Indonesia, yang dapat di eksplore ke Negara-negara lain. Bukan hanya dalam
bentuk demo yang berujung anarkis dan perusakan infastruktur atau hal-hal yang
merusak citra bangsa Indonesia. Namun dibuktikan dengan hal-hal yang positif dan
nyata bahwa negara Indonesia adalah negara cinta damai, terpelajar, dan Negara
maju. Karena mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa,
baik sebagai pelopor, penggerak bahkan sebagai pengambil keputusan. Mahasiswa
itu mempunyai pemikiran yang kritis terhadap masalah yang ada disekitar,
mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat, dan bisa juga
memperjuangkan aspirasi masyarakat. Karena jika bukan kita generasi muda yang
berusaha, maka siapa lagi?
Masa lalu untuk masa depan yang cerah
Ada 4 hal yang tidak dapat dikembalikan. KATA yang telah diucapkan, ANAK PANAH yang telah dilepaskan, MASA LALU, dan KESEMPATAN yang telah disia-siakan.
Terkadang kita mendengar seseorang berkata,"masa lalu saya sangat indah" kadang pula kita mendengar "masa lalu saya sangat buruk".
Masa lalu adalah cara untuk melihat kembali kesalahan kita, sementara masa depan adalah cara untuk memastikan kita tidak berbuat kesalahan yang sama.
Tidak ada orang yang cukup kata untuk membeli kembali masa lalunya. Masa lalu itu tak akan pernah datang menghampiri kita, kecuali kita berusaha merubah masa depan sama seperti masa lalu.
Memang penting untuk mengingatnya kembali, tapi perlu kita ketahui bahwa ada MASA DEPAN yang telah menanti kita, jadi fokuslah kearah sana.
Kita tidak dapat melihat masa depan yang cerah jika mata kita masih dipenuhi air mata dari masa lalu.
Terimalah masa lalu tanpa penyesalan, hadapi keadaan saat ini dengan keyakinan dan hadapilah masa depan tanpa rasa takut.
jangan pernah menyesali apapun yang telah terjadi dalam hidup ini, karena itu tidak akan merubah, dibatalkan atau dilupakan. Jadi, anggaplah sebagai pelajaran dan lanjutkan...!
Kita memang tidak bisa merubah masa lalu, tapi kita bisa memilih takdir kita. Hari ini adalah tentang hari esok dan kemarin,"today is yesterday's tomorrow."
#succeshasnolimit
Rabu, 24 Agustus 2016
Peran Generasi Muda Dalam Mencegah Terorisme
Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang
bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda
dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu
pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta
seringkali merupakan warga sipil. Istilah teroris oleh para ahli
kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam
angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan
bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serangan-serangan
teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi.
Sementara itu pemuda menjadi target perekrutan teroris dengan cara doktrinasi.
Hal ini bisa kita lihat di beberapa pemberitaan di media cetak televisi dan
sebagainya. Para pelaku terorisme di Indonesia kebanyakan adalah dari kalangan
anak muda sebagian besar dibawah 30 tahun.
Kurangnya peran pemuda dalam pemberantasan terorisme telah
menyababkan pemuda Indonesia dengan muda di doktrin oleh gembong teroris dengan
dijanjikan harta yang berlimpah dan masuk surga ketika meninggal. Biasanya
factor ekonomilah yang membuat seorang pelaku teror untuk bergabung menjadi
pelaku terorisme dengan iming imingi harta yang berlimpah dan masuk surga
ketika meninggal itu membuat mereka tergiur. Nah, disinilah peran generasi muda
Indonesia sangat di perlukan. kalangan muda harusnya memahami sesuatu hal
dengan baik dan seksama jangan mudah tergiur dengan apa yang di kemukakan oleh
orang lain. Dengan kata lain untuk mencegah teororisme yang dibutuhkan adalah
penyuluhan apa itu terror, siapa itu teroris, dan bagaimana ciri teroris. Nah,
disinilah generasi muda mempunyai peran dalam penanggulangan terorisme.
Peran generasi muda sangat diperlukan untuk mencegah
terorisme karena mereka adalah penerus bangsa, baik buruknya negara
ini kedepan ada ditangan mereka. Sangat diharapkan bagi generasi muda untuk
peka terhadap lingkungan sekitar. Suatu negara yang Besar tidak akan jauh dari
peran generasi muda suatu negara, kemajuan negara tergantung dari apa yang
dilakukan generasi muda itu terhadap negaranya sendiri, baik buruknya suatu negara
dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan
pewaris bangsa dan negara. Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat
untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat
nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk
bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai
fungsi sebagai Agent of change, moral force, sosial kontrol and iron stock sehingga
fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat. Nah, disinilah pemuda Indonesia
itu mempunyai peran yang sangat penting dalam pencegahan terorisme.
CARA MEMBUAT ESSAY YANG SISTEMATIS
Gimana cara membuat essay yang baik
dan sistematis ?
Berikut langkah-langkah:
1. Menentukan tema atau topik
2. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
3. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas
4. Menulis tubuh esai, memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.
5. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan, Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis essay tersebut.
6. Menuliskan kesimpulan, Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya (memang) bersikap netral.
7. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita, agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.
1. Menentukan tema atau topik
2. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
3. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas
4. Menulis tubuh esai, memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.
5. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan, Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis essay tersebut.
6. Menuliskan kesimpulan, Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya (memang) bersikap netral.
7. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita, agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.
Misal sobat mau buat essay dengan tema: “Keterlibatan Tuhan terhadap Kaum Miskin”
garis besar ide-idenya:
1. Tuhan dan Kaum Miskin dalam Budaya Timur Tengah
2. Tuhan dan Kaum Miskin dalam Kisah Kitab Suci
3. Tuhan dan Kaum Miskin dalam Jeritan Mereka yang Termarjinalkan
kalau ada kutipan dari buku, diakhir kata/kalimat yang dikutip biasanya diberi catatan kaki (Inset, reference, footnote, insert, kalau sudah keluar angka pada halaman paling bawah, tulis nama pengarang, judul buku (ditulis miring), penerbit, kota terbit, tahun. halaman dari kata/kalimat yang saudara tadi kutip.
jika mau diberi daftar pustaka, silakan lihat catatan kaki yang sudah saudara buat.
Pembuatan daftar pustaka biasanya dibuat pada halaman yang paling belakang, diurutkan sesuai dengan abjad. misal:
Anan, Bandirto.1976. Zamrud Katulistiwa. Merapi. Yogyakarta.
Sudibyo, Bambang (Nama di balik).1980. Era Orde Baru (judul buku dibuat miring). Kanisius. Yogyakarta
Struktur sebuah esay terdiri dari 3 tiga bagian:
1. Pengantar/Pengenalan (5% dari total essay) Biasanya 1 - 2 paragraf yang berisikan satu atau lebih hal-hal berikut ini: definisi masalah, pembatasan asumsi, istilah-istilah teknis yang digunakan dan tujuan penulisan, yang bisa menjelaskan secara seksama sebuah dalil yang kita ungkapkan.
2. Pembahasan/Argumentasi (85%-90% dari total essay) Bagian utama dari sebuah esay yang ditujukan
untuk mengungkapkan bukti-bukti dalam bentuk: logika
penalaran pribadi, teori-teori yang ada, atau secara empiris melalui penelitian
yang relevan dengan masalah yang kita bahas. Dalam bagian ini kita memerlukan
contoh-contoh, logika, teori, hasil penelitian yang masuk akal dan relevan
dengan pernyataan-pernyataan yang tegas. Lebih baik lagi seandainya kita
menyisipkan teknik devil's advocate atau kontra argumentasi dalam setiap
pernyataan-pernyataan yang kita buat sehingga essay kita menjadi sulit untuk
diserang. Dalam hal ini kita juga perlu mengumpulkan banyak bacaan dari topik
yang dibahas dengan tentunya harus mencantumkan referensi-referensi. Hindari
plagiarisme! Seandainya kita tidak bisa mendapatkan contoh-contoh dari teori,
media, internet atau sumber-sumber yang lain, masukkan contoh-contoh dari
pengalaman pribadi atau contoh praktis.
3. Penuntup/Kesimpulan (5%-10% dari total esay) Panjangnya penutup atau kesimpulan tergantung dari bagaimana kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kita ungkapkan dalam bagian definisi masalah pada bagian pembukaan. Jawaban-jawaban ini sebenarnya berkaitan dengan bukti-bukti yang kita bahas pada bagian argumentasi/pembahasan yang masih dalam kerangka tujuan penulisan. Lebih baik lagi, kalau ada penekanan terhadap argumentasi yang paling kuat yang paling dikuasai pada bagian pembahasan.
3. Penuntup/Kesimpulan (5%-10% dari total esay) Panjangnya penutup atau kesimpulan tergantung dari bagaimana kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kita ungkapkan dalam bagian definisi masalah pada bagian pembukaan. Jawaban-jawaban ini sebenarnya berkaitan dengan bukti-bukti yang kita bahas pada bagian argumentasi/pembahasan yang masih dalam kerangka tujuan penulisan. Lebih baik lagi, kalau ada penekanan terhadap argumentasi yang paling kuat yang paling dikuasai pada bagian pembahasan.
Minggu, 14 Agustus 2016
kultum tentang ghazwul fikr
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ… اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ
MEMBENTENGI DIRI DARI GHAZWUL FIKRI
Albaqarah:120>yahudi
Albaqarah:35>adam as
GHAZWUL FIKRI merupakan upaya yang gencar dilakukan non muslim untuk meracuni pikiran umat
Islam agar kaum muslimin semakin jauh dari Islam, membenci ajaran
Islam itu sendiri bahkan
mengeluarkan kaum Muslimin dari agamanya alias MURTAD, dan pada tahap akhir Islam diharapkan bisa lenyap, musnah, habis sampai ke akar-akarnya. Ingatlah Allah telah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat
120 yang maknanya sebagai berikut :
“Mereka orang-orang Yahudi dan
Nasrani tidak akan pernah senang kepada kalian sehingga kalian mengikuti milah mereka”.
Menurut kitab suci Alquran, gazwul fikri pertama kali terjadi
ketika iblis diperintahkan oleh Allah untuk bersujud kepada nabi adam as. Akan
tetapi, iblis tidak mau melakukannya karena ia merasa lebih baik dari adam as.
Lalu Allah melaknak iblis dan memasukkannya kedalam neraka. Semenjak saat
itulah iblis mulai mencuri-curi pembicaraan nabi adam bersama Tuhannya. Sampai
suatu ketika iblis mengetahui bahwa Allah melarang nabi adam dan hawa untuk
mendekati sebuah pohon atau memakan buahnya. Mulai saat itulah iblis menyusun
strategis untuk mengeluarkan mereka dari surga. Kalau kita melihat dalam
kehidupan ini, gazhul fikri itu muncu karena orang yahudi seringkali mengalami
kekalahan dalm peran melawan orang islam meski jumlah mereka jauh lebih banyak
dari orang muslim bahkan persenjataan orang yahudi pun jauh lebih canggih dari
orang islam.Pasukan KHALID
BIN WALID misalnya, pernah berperang dengan jumlah
tentara hanya sekitar 3000 personil, sedangkan pasukan
Romawi yang dihadapi berjumlah 100.000 personil, hampir 1 berbanding 35, namun Allah maha kuasa, Allah memenangkan kaum muslimin dalam
pertempuran tersebut.
Kekalahan demi kekalahan itu akhirnya
menyebabkan kaum Salib berfikir, berusaha mencari taktik baru. Maka dibawah pimpinan Raja Louis XI, taktik baru tersebut
dilancarkan. Caranya bukan lagi berupa penyerangan fisik, tetapi musuh-musuh
Allah itu mengirimkan putera-putera terbaik mereka ke pusat-pusat pendidikan Islam seperti Makkah,
Madinah, Kairo dan lainnya untuk mempelajari Islam.
Niat dan motivasi mereka tentu bukan untuk mengamalkan apa yang mereka pelajari, melainkan untuk mencari, menemukan titik-titik dimana kelemahan kaum MusIimin
lalu menghancurkan dari dalam, menciptakan duri dalam daging, menjadi musuh
dalam selimut.
Gleed Stones, Mantan Perdana Menteri Inggris, pernah mengatakan :
“Percuma memerangi umat Islam,
kita tidak akan mampu menguasainya,
selama di dada pemuda Islam Al-Qur’an
masih bergelora.
Tugas kita kini adalah mencabut
al-Qur’an dari hati mereka,
baru kita akan menang dan menguasai
mereka.”
Untuk melemahkan kekuatan kaum muslimin Ghazwul fikri dilaksanakan
dengan melakukan dua tipu daya yang disisipkan dalam Fikrah dan Pemikiran Ummat
Islam.
Tipu daya tersebut adalah :
Pertama yaitu usaha untuk menimbulkan rasa takut kepada selain Allah dan
…
Kedua yaitu usaha pengkaburan
berbagai konsep dan ajaran Islam, perhatikan rumus beriku:
4F5S;
4f: Food,fashion,film,fun
5s: Song,sport,smoke,science,seks
Hadirin yang berbahagia …
Apa
yang seharusnya dilakukan oleh generasi Islam?
Allah tidak menjamin ISLAM akan terus ada dan berjaya di Negeri
ini, Allah tidak menjamin Islam bisa tetap AXIS di Republik tercinta ini…
Oleh karena itu…
Kunci utama dan yang pertama dalam
mengantisipasi Ghazwul fikri adalah Al-Qur’anul Karim jangan
sampai Mukjizat yang paling agung ini jauh dari kita, jangan sampai ada
generasi Muslim yang buta huruf Al-Qur’an, tidak cukup hanya membacanya, kita juga
mesti bisa memahami artinya jangan sampai kita membacanya akan tetapi sesungguhnya
kita tidak tahu arti dari apa yang telah kita baca.Naah… untuk bisa memahami Al-Qur’an mencintai bahkan mengamalkan Sunnah Nabi, tiada jalan lain kecuali kita mesti belajar
agama dengan baik.Apalagi sebagai generasi muda Islam…
Kita tidak ingin Islam lenyap dinegeri ini sebagaimana yang terjadi di Andalusia
dan lainnya.
***Inilah kultum yang bisa saya sampaikan, semoga ada hikmah dan
pelajaran yang bisa kita petik bersama. Mohon maaf bila ada kesalahan.
kultum (kuliah 7 menit)
~Cara Rasulullah Menghadapi Kesulitan
Hidup~
Mukaddima arab
Mukaddima Indonesia
1.
Kita harus
mengetahui hakikat baik dan buruk (pengertian
dan merenung)
QS.
Al-Baqarah : 216 “Diwajibkan
atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci.
boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu, Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui.”
Sesungguhnya
Allah memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan (contoh sakit)
2.
Meyakini bahwa
setiap kejadian pasti ada hikmahnya
Qs. Al-imran:190 “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan
bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi orang-orang yang berakal”
3.
Belajar dari
pengalaman orang lain
4.
Taat kepada
Allah
QS. At-Talaq:
2-3 “Barang siapa bertakwa kepada
Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberikannya
rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.”
5.
Sholat
QS. Al-Baqarah: 45 “Dan mintalah
pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat”
6.
Berdoa
QS. Al-Baqarah:
186
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku. Maka sesungguhnya
Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang-orang yang berdoa apabila dia berdoa
kepada-Ku”
7.
Berzikir
QS Ar-Ra'd:
28…..”Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram
8.
Bersedekah
QS. Ibrahim: 7 “Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
v Adapun
sikap-sikap yang harus dimiliki untuk meraih pertolongan Allah yaitu:
a.
Yakin b. Ikhlas c. Sabar d. Syukur e. Tawakkal
Ada sebuah kisah pada
zaman dahulu, disebuah desa tinggal seorang ulama yang bijaksana. Ulama ini
sering dijadikan tempat bertanya dan meminta nasihat oleh oleh penduduk didesa
itu. Salah satu penduduk desa itu adalah seorang pedagang
Yang setiap hari menggunakan kereta kuda
untuk berjualan.
Pada suatu hari kuda
sipedagang itu mati mendadak dan dia kebingungan karena dia tidak punya uang
untuk membeli kuda yang baru terlebih lagi sayur marurnya menjadi layu dan
busuk. Akhirnya,pedagang itu menemui sang ulama dan menceritakan peristiwa yang
menimpanya dia juga mengatakan bahwa peristiwa yag menimpanya itu merupakan
peristiwa yang paling buruk. Ulama itu berkata: “mungkin ya,mungkin juga
tidak”.pedagang itu bingun dengan jawaban ulama tersebut dan menganggap pikiran
ulama itu sedang kacau.
Keesokan harinya,
tiba-tiba seekor kuda yang masih muda muncul di halaman rumahnya. Ia pun
menangkap kuda tersebut dan bahagialah pedagang itu karena kuda yang ia miliki
sekarang lebih muda,kekar,dan sehat dibandingkan kudanya yang telah mati.
Pedagang itu datang
kembali ke ulama itu dan meminta maaf dan mengatakan bahwa dirinya medapatkan
kebaikan. Ulama itu berkata: “mungkin ya,mungki tidak” lalu pedagan itu kecewa
dengan ucapan ulaama tersebut dan mengira kalau ulama itu sedang stress.
Beberepa hari kemudian, anaknya yang
masih mudah mencoba menaiki kuda baru itu. Lalu anaknya pun terjatuh dan
kakinya diinjak oleh kuda akibatnya kaki anak itu menjadi patah. Pedangang itu
kemudian merasa kecewa dan sedih karena anak lelakinya yang diharapkan untuk
menjadi penerus usahanya,mengalami kelumpuhan pada kakinya. Dia pun kembali
mendatangi sang ulama dan berkata bahwa dirinya benar-benar mengalami
keburukan. Dan lagi-lagi ulama itu berkata: “mungkin ya,mungkin juga tidak”
mendengar jawaban itu pedagang tersebut menjadi sangat marah dan pulang
kerumahnya.
Sebulan kebudian,
kerajaan didaerah pedagang itu berperang dengan kerajaan dari daerah lain.
Karena kekurangan tentara,kerajaan itu mewajibkan setiap pemuda yang berbadan
sehat untuk menjadi tentara. Karena anak pedagan itu lumpuh maka anak pedagang
itu dibebaskan dari kewajiban itu. Dan akhirnya dia bersyukur dan mengerti
maksud dari ucapan ulama bijaksana itu.
Kesimpulan:
Setiap
manusia pasti memiliki masalah.Tapi, kita harus yakin bahwa setiap masalah yang
allah hadapkan kepada kita tidak pernah melebihi dari batas kemanpuan kita
sendiri. ”Dan setiap kesulitan pasti ada kemudahan”
Sekian dan terima
kasih#
MA’RIFATUL ISLAM
Ketika
Allah SWT menjadikan Islam sebagai jalan kehidupan bagi kaum muslimin, tentulah
Allah sudah mengetahui akan berbagai hal yang akan dihadapi oleh manusia (baca;
kaum muslimin) itu sendiri. Karena Islam menginginkan adanya penyelesaian dan
kedamaian atas segala hal yang menimpa manusia dalam kehidupan mereka. Dan
seperti itulah sesungguhnya profil al-Islam. Islam merupakan pegangan hidup
manusia yang mampu mengantarkan mereka pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia
maupun di akhirat, serta mampu mengentaskan segala problematika yang mereka
hadapi.
Sejarah telah memperlihatkan kepada kita, betapa Islam mampu
menjadi poros dunia yang memimpin serta menguasai peradaban dalam waktu yang relatif
lama. Dan jika diperhatikan, kejayaan dan kemajuan Islam sangat identik dengan
kekomitmenan mereka terhadap Islam. Demikian juga sebaliknya, ketika komitmen
tersebut telah meluntur maka kejayaan Islam pun mulai pudar, seiring pudarnya
keimanan kaum muslimin. Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya telah
mengingatkan kepada kita:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ
بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِهِ
(رواه مالمك)
‘Rasulullah SAW bersabda, ‘Aku tinggalkan pada kalian dua
perkara, yang kalian tidak akan pernah tersesat selagi masih berpegang teguh
pada keduanya; yaitu Kitabullah (al-Qur’an) dan sunah nabinya (al-Hadits).’ (HR.
Imam Malik)
Kemunduran kaum muslimin juga merupakan bagian dari
‘kesesatan’ sebagaimana yang digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadits di
atas. Karena dalam kondisi mundur, sangat mudah bagi musuh-musuh Islam untuk
melancarkan berbagai hujaman kepada Islam, baik berbentuk politik, ekonomi,
militer, pendidikan dan lain sebagainya, sebagaimana yang terjadi sekarang ini.
Kemudian kemunduran seperti ini pun disebabkan karena mengendurnya komitmen
kaum muslimin terhadap Islam. Untuk itulah, perlu kiranya bagi kita untuk
mengkaji ulang tentang hakikat dinul Islam secara utuh dan menyeluruh agar kita
dapat kembali meraih kejayaan yang telah hilang dari tangan kita.
Mengenal Islam
Dari segi bahasa, Islam berasal dari kata aslama yang
berakar dari kata salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari
kata aslama ini.
الإسلام مصدر من أسلم يسلم إسلاما
Ditinjau dari segi bahasanya yang dikaitkan dengan asal
katanya, Islam memiliki beberapa pengertian, di antaranya adalah:
1. Berasal dari ‘salm’ (السَّلْم)
yang berarti damai.
Dalam al-Qur’an Allah SWT berfirman (QS. 8: 61)
وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا
وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka
condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Kata ‘salm’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau
perdamaian. Dan ini merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa
Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia pada perdamaian.
Dalam sebuah ayat Allah SWT berfirman: (QS. 49: 9)
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الأُخْرَى
فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُقْسِطِينَ
“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin
berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan
itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang
berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika
golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara
keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil.”
Sebagai salah satu bukti bahwa Islam merupakan agama yang
sangat menjunjung tinggi perdamaian adalah bahwa Islam baru memperbolehkan kaum
muslimin berperang jika mereka diperangi oleh para musuh-musuhnya. Dalam
Al-Qur’an Allah berfirman: (QS. 22: 39)
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ
ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang
diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah,
benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.”
2. Berasal dari kata ‘aslama’ (أَسْلَمَ)
yang berarti menyerah.
Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan
seseorang yang secara ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah
SWT. Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang
Allah perintahkan serta menjauhi segala larangan-Nya. Menunjukkan makna
penyerahan ini, Allah berfirman dalam al-Qur’an: (QS. 4: 125)
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ
وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا
وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلاً
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang
yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan
kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil
Ibrahim menjadi kesayanganNya.”
Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita diminta Allah
untuk menyerahkan seluruh jiwa dan raga kita hanya kepada-Nya. Dalam sebuah
ayat Allah berfirman: (QS. 6: 162)
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ
وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
Karena sesungguhnya jika kita renungkan, bahwa seluruh
makhluk Allah baik yang ada di bumi maupun di langit, mereka semua memasrahkan
dirinya kepada Allah SWT, dengan mengikuti sunnatullah-Nya. Allah berfirman:
(QS. 3: 83)
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ
أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ
يُرْجَعُونَ
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama
Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di
bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka
dikembalikan.”
Oleh karena itulah, sebagai seorang muslim, hendaknya kita
menyerahkan diri kita kepada aturan Islam dan juga kepada kehendak Allah SWT.
Karena insya Allah dengan demikian akan menjadikan hati kita tenteram, damai
dan tenang (baca: mutma’inah).
3. Berasal dari kata istaslama–mustaslimun (اسْتَسْلَمَ – مُسْتَسْلِمُوْنَ):
penyerahan total kepada Allah.
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman (QS. 37: 26)
بَلْ هُمُ الْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ
“Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.”
Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas
(poin kedua). Karena sebagai seorang muslim, kita benar-benar diminta untuk
secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raga serta harta atau apapun yang
kita miliki, hanya kepada Allah SWT. Dimensi atau bentuk-bentuk penyerahan diri
secara total kepada Allah adalah seperti dalam setiap gerak gerik, pemikiran,
tingkah laku, pekerjaan, kesenangan, kebahagiaan, kesusahan, kesedihan dan lain
sebagainya hanya kepada Allah SWT. Termasuk juga berbagai sisi kehidupan yang
bersinggungan dengan orang lain, seperti sisi politik, ekonomi, pendidikan,
sosial, kebudayaan dan lain sebagainya, semuanya dilakukan hanya karena Allah
dan menggunakan manhaj Allah. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman (QS. 2: 208)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي
السِّلْمِ كَافَّةً وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ
عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
Masuk Islam secara keseluruhan berarti menyerahkan diri
secara total kepada Allah dalam melaksanakan segala yang diperintahkan dan
dalam menjauhi segala yang dilarang-Nya.
4. Berasal dari kata ‘saliim’ (سَلِيْمٌ)
yang berarti bersih dan suci.
Mengenai makna ini, Allah berfirman dalam Al-Qur’an (QS. 26:
89):
إِلاَّ مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati
yang bersih.”
Dalam ayat lain Allah mengatakan (QS. 37: 84)
إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati
yang suci.”
Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci
dan bersih, yang mampu menjadikan para pemeluknya untuk memiliki kebersihan dan
kesucian jiwa yang dapat mengantarkannya pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia
maupun di akhirat. Karena pada hakikatnya, ketika Allah SWT mensyariatkan
berbagai ajaran Islam, adalah karena tujuan utamanya untuk mensucikan dan
membersihkan jiwa manusia. Allah berfirman: (QS. 5: 6)
مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ
حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Allah sesungguhnya tidak menghendaki dari (adanya
syariat Islam) itu hendak menyulitkan kamu, tetapi sesungguhnya Dia
berkeinginan untuk membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.”
5. Berasal dari ‘salam’ (سَلاَمٌ)
yang berarti selamat dan sejahtera.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an: (QS. 19: 47)
قَالَ سَلاَمٌ عَلَيْكَ سَأَسْتَغْفِرُ لَكَ
رَبِّي إِنَّهُ كَانَ بِي حَفِيًّا
Berkata Ibrahim: “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu,
aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik
kepadaku.”
Maknanya adalah bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa
membawa umat manusia pada keselamatan dan kesejahteraan. Karena Islam
memberikan kesejahteraan dan juga keselamatan pada setiap insan.
Adapun dari segi istilah, (ditinjau dari sisi subyek manusia
terhadap dinul Islam), Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu
Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna
dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat
membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan
akhirat.’
Definisi di atas, memuat beberapa poin penting yang dilandasi
dan didasari oleh ayat-ayat Al-Qur’an. Di antara poin-poinnya adalah:
1. Islam sebagai wahyu ilahi (الوَحْيُ
اْلإِلَهِي)
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut
kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya).”
2. Diturunkan kepada nabi dan rasul (khususnya Rasulullah
SAW) (دِيْنُ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ)
Membenarkan hal ini, firman Allah SWT (QS. 3: 84)
قُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا
وَمَا أُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ
وَالأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لاَ
نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
“Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa
yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq,
Ya`qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, `Isa dan para
nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka
dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri.”
3. Sebagai pedoman hidup (مِنْهَاجُ
الْحَيَاةِ)
Allah berfirman (QS. 45: 20)
هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ
لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Al Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang meyakini.”
4. Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al-Qur’an dan sunnah
Rasulullah SAW
(أَحْكَامُ اللهِ فِيْ كِتَابِهِ وَسُنَّةُ
رَسُوْلِهِ)
Allah berfirman (QS. 5: 49-50)
وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ
اللَّهُ وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ
بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ
النَّاسِ لَفَاسِقُونَ * أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ
مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak
memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika
mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah
bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka
disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia
adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki,
dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang
yang yakin?”
5. Membimbing manusia ke jalan yang lurus. (الصِّرَاطُ الْمُسْتَقِيْمُ)
Allah berfirman (QS. 6: 153)
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا
فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku
yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang
lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.”
6. Menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. (سَلاَمَةُ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ)
Allah berfirman (QS. 16: 97)
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى
وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ
أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Langganan:
Postingan (Atom)