Kamis, 05 Mei 2016

Kegiatan Pengembangan Karakter Mahasiswa ITK (KPKM)

KEGIATAN PENGEMBANGAN KARAKTER MAHASISWA ITK (KPKM), BERAKHIR! MENUJU MAHASISWA ITK YANG SPECTA, DIMULAI!
Satria Jaya Negara | 09121013

Ketika di Kampus lain dengan fasilitas lengkap, eksistensi nama besar kampus yang merajai nusantara, kami mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan, dengan segala keterbatasan mulai dari akses jalan setapak yang berbatuan, fasilitas penunjang kegiatan akademik, eksistensi di dunia Industri, bahan ajar yang kurang di perpustakaan, dsbg. Terus berupaya untuk membuktikan bahwa Mahasiswa adalah pengerak roda pendidikan. Hambatan itu tidak membuat kami untuk berhenti berjuang menjadi kampus yang terbaik. Kampus unggulan Kalimantan, bahkan Indonesia ataupun dunia. Kampus yang baru berusia 1 tahun lebih ini merasa bahwa keterbatasan adalah kekuatan. 
Kekuatan untuk terus berjuang, kekuatan untuk terus berkarya. Itulah kami, Mahasiswa ITK.
Tanpa Mahasiswa yang bergerak, Kampus ITK hanya menjadi gedung mangkrak.
Saat ini tidak banyak kampus yang mengkader sebatas mahasiswa prodi. Mungkin itu juga yang menjadi faktor arogansi antar prodi. Menyebabkan perpecahan institusi. Ketika suatu kampus berupaya untuk “mengkader” generasi mereka secara kumulatif lintas prodi setingkat institusi, kami telah melakukannya. Kesempatan yang besar bagi kami mengkader 341 Mahasiswa ITK angkatan 2015 generasi ke empat. KPKM adalah bukti, bahwa kami mampu. Tujuh Bulan lamanya kami memberikan motivasi, inspirasi, dedikasi dan sinergi kolaborasi hanya untuk membuat mereka jauh lebih baik dari kami, sang pengader.
Keberhasilan mereka (angkatan 2015) mempromosikan kampus ITK dibelahan nusantara dalam kegiatan SPIRIT (Spectacular Integrated Roadshow of ITK) adalah salah satu tolok ukurnya. Luar biasa! ITK telah menyapa Maros, Bulungan, Tanah grogot, dll daerah pedalaman negeri. Bahkan ITK telah dipromosikan hingga Mekah.

              

                                                                                    
GILA! Kok mereka hebat sekali. Akan tetapi, Pernah suatu kasus terucap kata dari salah satu mahasiswa ITK 2015 “angkatan kami lebih hebat, angkatan kalian belum tentu bisa mempromosikan ITK melewati jalur Doli (jalur batubara daerah Bontang), belum pernah keluar negeri, dsbg”. Mereka kecewa karena merasa tidak di apresiasi. Ada yang salah dalam pemikiran yang jumawa. Saya menganalogikan bahwa layaknya sang pengkader adalah orangtua. Ketika kita terlahir sebagai keluarga petani, ayah ibu kita adalah seorang petani, dan berharap anaknya lebih baik darinya misalnya menjadi seorang polisi, Insinyur ataupun dokter, apakah harapan itu salah? Apakah pantas kita menyalahkan orang tua karena iya hanya seorang petani yang memiliki mimpi tinggi? Rasanya yang patut kita lakukan cukuplah berupaya mewujudkan mimpi orang tua kita. Begitulah dengan pola piker KPKM, kita berharap generasi selanjutnya lebih baik dari sang pengader. Ketika kami mampu mendapatkan 9, patutlah yang dikader mendapatkan angka 99.
Keberhasilan lainnya adalah ketika mereka membantu menyukseskan ITK innovation 2016 yang dihadiri Dr. Dahlan Iskan dan Teknokrat Ricky Elson, mereka juga mengadakan kegiatan keakraban Anggota KM ITK yang di hadiri lebih dari 80% mahasiswa ITK, dan lainnya. Mungkin hal ini adalah pencapaian yang biasa buat kampus-kampus ternama. Bagi kami, Ini adalah hal yang luar biasa. Biasakan meluarbiasakan hal yang biasa. Agar terbiasa menjadi orang yang luar biasa.
Senior selalu benar. Jika senior salah, kembali kepasal satu. Pernyataan itu menghantui kami untuk menegakkan kebenaran. Akan tetapi, lihatlah apa yang telah kami lakukan di KPKM ITK, kami mendidik generasi hebat kami agar mampu menyampaikan pendapat, menegakkan kebenaran dan keadilan. Bahkan dalam kondisi perlawanan. Revolusi mental dengan tekanan, adalah pola yang kami terapkan agar mereka tetap kokoh untuk berpendapat.
Junior selalu salah, dan akan terus salah. Kami pun mementahkan pernyataan itu. Ketika sang pengader tidak menjadi panutan yang baik, setidaknya generasi kami tau bagaimana untuk menjadi yang baik. Mereka sudah jauh lebih baik dari kami. Bahkan mental generasi kami mahasiswa angkatan 2015 patut diacungi jempol, untuk urusan akselerasi pola pikir. Mereka yang awalnya introvert, kini mampu terbuka dan bersosialisasi, mereka yang apatis, kini bisa berpikir kritis. Ya, kampus kami tidak sepi lagi, Yang hanya tempat untuk duduk dikelas lalu pulang. Tidak seperti markas tentara yang berada di hutan belantara. Kampus kami bukan tempat kursus. Kampus kami disibukkan dengan aktivitas sosialisasi. Mereka menyisihkan waktu untuk bersilaturahmi.
Keyakinan kami bahwa mereka adalah yang terbaik, tidak akan kami musnahkan. Karena mereka adalah angkatan yang pertama kali di kader versi kami sendiri, di kampus sendiri. Mereka siap berjuang dengan nafas SPECTA (Solidaritas, kepedulian, Kecerdasan, keimanan dan ketaqwaan).
Ketika Masyarakat menemukan mahasiswa yang kompak, mampu bekerjasama, berkolaborasi untuk berkarya dan menyelesaikan masalah yang ada, mungkin itu adalah mahasiswa ITK. Ketika menemukan mahasiswa ITK yang peduli terhadap lingkungan & sesama, peduli terhadap nasib bangsa, saya pastikan itu mahasiswa ITK. Kecerdasan Intelegtual dan emosional adalah modal menjadi mahasiswa ITK, serta keimanan dan ketaqwaan itu adalah tolok ukur untuk bisa menjadi mahasiswa ITK yang sejati. Maba ITK 2015, kini menjadi anggota muda KM ITK.
Selamat datang di Keluarga Mahasiswa ITK. Selamat menjadi mahasiswa yang SPECTA! Untuk sang pencipta dan bumi etam.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar